Sabtu, 25 November 2017

Dampak Interaksi Sosial di Ruang Perkotaan melalui Pendekatan Peningkatkan Vitalitas Perkotaan: Sebuah Studi Kasus di Kabupaten Julfa di Isfahan

Tujuan utama artikel ini adalah studi interaksi sosial di ruang perkotaan, khususnya di Kabupaten Julfa di Isfahan berdasarkan apa yang dianggap sebagai standar model, vitalitas, dan kehidupan di lingkungan perkotaan. Dalam penelitian ini berkenaan dengan pertanyaan penelitian utama tentang rendahnya tingkat interaksi sosial di kota-kota Islam dan kurangnya perhatian terhadap vitalitas ruang perkotaan.

Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua orang atau lebih, yang menghasilkan reaksi di antara mereka, seperti topik fisik, perhatian, percakapan, dan hubungan antara orang yang saling membutuhkan. Observasi menunjukkan bahwa interaksi sosial di tingkat bawah terjadi antara berbeda generasi, di mana ruang publik memungkinkan orang untuk melibatkan generasi yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai koheren dan kestabilan hubungan sosial, melakukan interaksi dan kehadiran di ruang publik, kita dituntut untuk memperluas pengetahuan kita tentang berbagai pola sosialisasi. Terdapat beberapa isu yang memengaruhi interaksi sosial, di antaranya kepadatan penduduk dan kemacetan, norma dan hubungan sosial, kepercayaan dan kepercayaan etika, klasifikasi sosial, dan privasi.
Kehidupan kolektif di ruang terbuka publik bergantung pada cara kita melakukan interaksi sosial, merekrut individu, kelompok, dan jaminan sosial yang berbeda. Beberapa hal tersebut dapat memperkuat tingkat toleransi kelompok yang berbeda dalam ruang. Dalam menjalani kehidupan kolektif, terdapat beberapa kategori kegiatan yang kita jalani. Pertama, kegiatan wajib seperti pergi ke sekolah, bekerja, dan belanja. Kedua, kegiatan opsional seperti melakukan kegiatan rekreasi, dan yang ketiga adalah kegiatan sosial, seperti menonton film, berbicara dengan orang lain, dan sebagainya.
Ada beberapa konsep untuk vitalitas di barat. Konsep-konsep tersebut meliputi keaktifan, kelangsungan hidup, viabilitas dan vitalitas. Charles Landry mendefinisikan vitalitas dan kemampuan hidup secara terpisah dan telah menangani masalah ini dengan empat utama pendekatan. Charles Landry juga menyebutkan sembilan langkah efektif untuk mengidentifikasi kota yang hidup dan layak, yaitu efektif kepadatan orang, keragaman, aksesibilitas, keamanan, identitas dan kekhasan, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan kapasitas organisasi persaingan.
Pada penelitian ini peneliti melakukan studi kasus di Kabupaten Julfa di Isfahan, dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Dalam penelitian ini interaksi sosial telah dipelajari di daerah perkotaan dan arsitektur dengan pandangan, komponen, dan teori terkait pada subjek. Sample dalam penelitian ini merupakan penduduk di kabupaten Julfa di Isfahan, sample tidak diidentifikasi sebagai karakteristik suatu fenomena, melainkan merupakan hasil kesepakatan antara individu dan fenomena yang dievaluasi. Untuk teknik analisanya, tekstur sejarah Kabupaten Julfa telah dianalisis berdasarkan komponen yang diturunkan dari penelitian dengan pendekatan sosialisasi berbasis dinamis, fungsional, persepsi sistem dan lingkungan.
Kesimpulan dalam penelitian ini, survei menunjukkan bahwa kehidupan ruang urban bergantung pada kehadiran manusia dan seberapa aktif manusia-manusia tersebut berkomunikasi dengan lingkungan, baik di masa sekarang maupun dalam sejarah. Di antara pendekatan-pendekatan dasar penelitian, interaksi sosial menjadi pendekatan yang paling mendasar di lingkungan perkotaan, hal ini terlihat dalam tekstur bersejarah Kabupaten Julfa di Ishafan. Terdapat beberapa masalah dan kekurangan yang terjadi, akan tetapi masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan memberikan solusi yang sesuai dengan keinginan penduduk di Kabupaten Julfa, dengan cara mendorong agar penduduk sekitar berpartisipasi aktif di lingkungan sekitar, seperti pengembangan jalan jaringan, meningkatkan kualitas rute pejalan kaki, menghindari interupsi dalam pergerakan di trotoar, mengurangi lalu lintas kendaraan, dan sebagainya. Peneliti berharap arsitektur hari ini dapat memperhitungkan apa yang arsitektur tradisional telah warisan untuk generasi masa depan. Semua faktor ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan menciptakan vitalitas bagi penduduk Kabupaten Julfa di Ishafan.
kelebihan dari jurnal ini, peneliti menjelaskan langkah-langkah penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan interaksi sosial, khususnya di Kabupaten Julfa di Ishafan. Tetapi, jurnal ini juga memiliki kekurangan, yaitu peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut sejauh mana penelitian ini berhasil dalam meningkatkan interaksi sosial di Kabupaten Julfa di Ishafan.



Cumhuriyet University Faculty of Science
Science Journal (CSJ), Vol. 36, No: 4 Special Issue (2015)
ISSN: 1300-1949