Tujuan
utama artikel ini adalah studi interaksi sosial di ruang perkotaan, khususnya di Kabupaten Julfa di Isfahan berdasarkan apa yang dianggap sebagai standar model,
vitalitas, dan kehidupan di lingkungan perkotaan. Dalam penelitian ini berkenaan
dengan pertanyaan penelitian utama tentang rendahnya tingkat interaksi sosial
di kota-kota Islam dan kurangnya perhatian terhadap vitalitas ruang perkotaan.
Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua orang
atau lebih, yang menghasilkan reaksi di antara mereka, seperti topik fisik,
perhatian, percakapan, dan hubungan antara orang yang saling membutuhkan.
Observasi menunjukkan bahwa interaksi sosial di tingkat bawah terjadi antara
berbeda generasi, di mana ruang publik memungkinkan orang untuk melibatkan
generasi yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai koheren dan kestabilan
hubungan sosial, melakukan interaksi dan kehadiran di ruang publik, kita
dituntut untuk memperluas pengetahuan kita tentang berbagai pola sosialisasi. Terdapat
beberapa isu yang memengaruhi interaksi sosial, di antaranya kepadatan penduduk dan
kemacetan, norma dan hubungan sosial, kepercayaan dan kepercayaan etika,
klasifikasi sosial, dan privasi.
Kehidupan kolektif di
ruang terbuka publik bergantung pada cara kita melakukan interaksi sosial,
merekrut individu, kelompok, dan jaminan sosial yang berbeda. Beberapa hal
tersebut dapat memperkuat tingkat toleransi kelompok yang berbeda dalam ruang. Dalam
menjalani kehidupan kolektif, terdapat beberapa kategori kegiatan yang kita
jalani. Pertama, kegiatan wajib seperti pergi ke sekolah, bekerja, dan belanja.
Kedua, kegiatan opsional seperti melakukan kegiatan rekreasi, dan yang ketiga adalah kegiatan sosial, seperti menonton film, berbicara dengan orang lain, dan
sebagainya.
Ada beberapa konsep
untuk vitalitas di barat. Konsep-konsep tersebut meliputi keaktifan,
kelangsungan hidup, viabilitas dan vitalitas. Charles Landry mendefinisikan
vitalitas dan kemampuan hidup secara terpisah dan telah menangani masalah ini
dengan empat utama pendekatan. Charles Landry juga menyebutkan sembilan langkah
efektif untuk mengidentifikasi kota yang hidup dan layak, yaitu efektif
kepadatan orang, keragaman, aksesibilitas, keamanan, identitas dan kekhasan,
kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan kapasitas organisasi persaingan.
Pada penelitian ini peneliti
melakukan studi kasus di Kabupaten Julfa di Isfahan, dengan menggunakan metode
penelitian lapangan. Dalam penelitian ini interaksi sosial telah dipelajari di
daerah perkotaan dan arsitektur dengan pandangan, komponen, dan teori terkait
pada subjek. Sample dalam penelitian ini merupakan penduduk di kabupaten Julfa di Isfahan, sample tidak
diidentifikasi sebagai karakteristik suatu fenomena, melainkan merupakan hasil
kesepakatan antara individu dan fenomena yang dievaluasi. Untuk teknik
analisanya, tekstur sejarah Kabupaten Julfa telah dianalisis berdasarkan
komponen yang diturunkan dari penelitian dengan pendekatan sosialisasi berbasis
dinamis, fungsional, persepsi sistem dan lingkungan.
Kesimpulan dalam
penelitian ini, survei menunjukkan bahwa kehidupan ruang urban bergantung pada
kehadiran manusia dan seberapa aktif manusia-manusia tersebut berkomunikasi
dengan lingkungan, baik di masa sekarang maupun dalam sejarah. Di antara
pendekatan-pendekatan dasar penelitian, interaksi sosial menjadi pendekatan
yang paling mendasar di lingkungan perkotaan, hal ini terlihat dalam tekstur
bersejarah Kabupaten Julfa di Ishafan. Terdapat beberapa masalah dan kekurangan
yang terjadi, akan tetapi masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan
memberikan solusi yang sesuai dengan keinginan penduduk di Kabupaten Julfa,
dengan cara mendorong agar penduduk sekitar berpartisipasi aktif di lingkungan
sekitar, seperti pengembangan jalan jaringan, meningkatkan kualitas rute
pejalan kaki, menghindari interupsi dalam pergerakan di trotoar, mengurangi
lalu lintas kendaraan, dan sebagainya. Peneliti berharap arsitektur hari ini dapat
memperhitungkan apa yang arsitektur tradisional telah warisan untuk generasi
masa depan. Semua faktor ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan menciptakan
vitalitas bagi penduduk Kabupaten Julfa di Ishafan.
kelebihan dari jurnal ini, peneliti menjelaskan langkah-langkah penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan interaksi sosial, khususnya di Kabupaten Julfa di Ishafan. Tetapi, jurnal ini juga memiliki kekurangan, yaitu peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut sejauh mana penelitian ini berhasil dalam meningkatkan interaksi sosial di Kabupaten Julfa di Ishafan.
kelebihan dari jurnal ini, peneliti menjelaskan langkah-langkah penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan interaksi sosial, khususnya di Kabupaten Julfa di Ishafan. Tetapi, jurnal ini juga memiliki kekurangan, yaitu peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut sejauh mana penelitian ini berhasil dalam meningkatkan interaksi sosial di Kabupaten Julfa di Ishafan.
Cumhuriyet
University Faculty of Science
Science
Journal (CSJ), Vol. 36, No: 4 Special Issue (2015)
ISSN: 1300-1949
Tidak ada komentar:
Posting Komentar