Senin, 18 Juli 2016

Pendidikan Seksual Untuk Anak

Pendidikan Seksual untuk Anak-Alodokter
Pembahasan tentang seks bukan hanya seputar hubungan seksual pria dengan wanita yang kerap dinilai tabu untuk dibicarakan sebelum anak berusia dewasa. Jika dilakukan dengan tepat, diskusi ini justru akan memperluas pemahaman dan menjadi dasar mereka untuk mengambil keputusan seputar seksualitas di masa yang akan datang.

Untuk Apa Mendidik Anak Mengenai Seksualitas?

Orang tua Anda dahulu mungkin tidak pernah mengajak berdiskusi tentang seks dan Anda merasa semua baik-baik saja. Namun situasi yang dihadapi anak Anda sekarang jauh berbeda. Cobalah untuk mempertimbangkan alasan-alasan berikut ini tentang perlunya Anda memperkenalkan anak tentang seksualitas.
Menangkal efek buruk media dan lingkungan
Kini anak-anak makin mudah mendapatkan akses internet dan TV. Hubungan pertemanannya pun lebih luas dan beragam. Membahas seks dapat melindungi anak Anda dari efek negatif TV atau media informasi lainnya. Berikan juga mereka pemahaman mengenai dunia pergaulan agar tidak terjerumus kepada hubungan seks bebas atau tindakan kriminal.
Membangun kepercayaan antara orang tua dengan anak
Membahas seks secara terbuka dengan anak justru memberi Anda kesempatan untuk memberikan informasi yang sesuai dan akurat. Dengan begitu anak tidak akan mencari-cari sumber sendiri yang belum tentu aman dan tepat. Selain itu anak akan lebih percaya dan terbuka karena dia tahu bahwa Anda dapat diajak bicara tentang hal yang paling pribadi sekalipun.
Mendukung perkembangan dan pemahaman anak
Mendiskusikan tentang seks membuat anak menyadari bahwa dia harus melindungi dan menghargai tubuhnya sendiri.
  • Jika dilakukan dengan cara yang tepat, membahas tentang seks justru akan membuat anak Anda menganggapnya sebagai hal yang penting. Bukan sebagai permainan yang dapat dicoba kapan saja.
  •  Anak akan menyadari bahwa tidak ada yang boleh memaksanya melakukan atau menerima perlakuan buruk pada tubuhnya.
  • Pemahaman yang tepat bisa membuat anak belajar untuk memilih, bersikap, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
  • Penelitian membuktikan bahwa anak dari orang tua yang mendiskusikan seks secara terbuka, lebih mampu memilih menunggu waktu dan pasangan yang tepat untuk berhubungan seksual.
  •  Pembelajaran anatomi tubuh pada mata pelajaran biologi di sekolah akan menjadi lebih lengkap dengan adanya Anda yang memberikan pemahaman tentang penghargaan terhadap tubuh dan hubungan seksual antara pria dan wanita.
  • Seks adalah hal yang sangat penting dan indah. Di dalamnya terkandung banyak aspek mulai dari budaya, agama, moral, hingga konsep manusia tentang kebahagiaan. Membicarakannya dengan baik-baik akan membuat anak Anda, pada nantinya, mampu melihat dunia dan diri sendiri secara beradab dan menentukan pilihan-pilihan yang tepat.

Kapan Waktu yang Tepat?

Kapan sebaiknya mulai memberikan pendidikan seks untuk anak Anda? Jawabannya adalah sedini mungkin. Pada usia 3-4 tahun, saat anak mulai memerhatikan sekitarnya, dia akan mulai belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri dan membandingkan diri dengan teman-temannya. Pada saat itulah sangat mungkin baginya untuk bertanya tentang perbedaan tubuh pria dan wanita. Kenapa rambut anak laki-laki pendek, sedangkan rambut anak perempuan panjang? Kenapa anak laki-laki memiliki penis, sedangkan temannya yang perempuan tidak?
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini sebenarnya adalah kesempatan bagi orang tua untuk memberikan dasar pemahaman mengenai seksualitas. Sama halnya seperti mendidik anak dalam hal-hal lain, pendidikan seksual dari orang tua sepantasnya senantiasa dilakukan secara bertahap selama anak masih berada di bawah asuhan kita.

Bagaimana Cara Membahas Seks kepada Anak?

Wajar jika Anda merasa jengah dan kebingungan untuk memulai pembicaraan dengan anak mengenai seks. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi panduan Anda untuk berdiskusi.
Pada usia sekolah

Pada usia ini, sebagian anak mungkin merasa malu untuk bertanya tentang seks pada orang tua. Langkah-langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
  • Anak mungkin akan mengalami ketertarikan pada lawan jenis dan membandingkan tubuhnya dengan teman-temannya. Bersikaplah empati pada ceritanya dan jangan pernah menertawai atau membuatnya malu. Anda dapat menceritakan pengalaman Anda sendiri saat di usia yang sama.
  • Anda dapat berinisiatif membuka obrolan saat melakukan aktivitas bersama seperti menonton TV, jalan-jalan, atau makan bersama. Mulailah dengan hal yang mereka sukai seperti film atau idolanya yang mungkin mulai pacaran atau akan menikah.
  • Manfaatkan berita yang sedang hangat. Berita tentang pelecehan seksual di sebuah taman kanak-kanak atau pembunuhan seorang remaja oleh kekasihnya sebenarnya dapat menjadi jendela pembuka bagi Anda untuk membicarakan seks. Anda dapat menjelaskan tentang cara menyelamatkan diri jika ada orang asing yang ingin menyentuh tubuhnya secara tidak sopan, atau hal-hal yang tidak baik dilakukan terhadap teman dengan jenis kelamin berbeda.
  • Hindari menghakimi dan melarang dengan menggunakan kalimat negatif seperti “jangan”, melainkan ganti dengan kata “sebaiknya”.
  • Biarkan dia menyatakan pendapatnya sebelum Anda memberi saran. Kemukakan juga alasan serta risiko yang akan dia hadapi jika tidak mengikuti saran Anda.
  • Jika Anda menghindar atau mengalihkan perhatian saat anak Anda bertanya, dia akan enggan mengulangi pertanyaan serupa dan memilih mencari jawaban dari pihak lain yang belum tentu bertanggung jawab.
  • Jelaskan sikap dan pendapat Anda secara tegas terhadap pilihan atau tindakan seksual yang menurut Anda tidak tepat untuk dilakukan.
  • Berikan teladan agar anak melihat ayah dan ibunya sebagai contoh pasangan yang saling menyayangi dan menghargai. Tidak apa-apa jika anak melihat orang tuanya beradu argumen. Tapi tunjukkan juga bahwa Anda berdua dapat segera kembali berbaikan dan beraktivitas bersama.

Hal yang tidak kalah penting adalah saat mengutarakan risiko hubungan seksual di luar hubungan yang berkomitmen, Anda sebaiknya juga memaparkan sisi positif dari seks yang dilakukan berdasarkan cinta. Dengan demikian anak diharapkan akan belajar menempatkan seks sebagai ungkapan cinta kasih antarmanusia.
Pada usia balita

Di usia ini, tidak apa-apa jika balita mungkin belum dapat sepenuhnya memahami penjelasan Anda. Anda dapat memulai mendidiknya dengan cara berikut.
  • Pada usia balita, anak mulai mempelajari nama-nama organ tubuhnya. Hindari mengganti nama organ intim tubuhnya dengan nama-nama selain penis, payudara, vagina.
  • Ajaklah anak untuk menghargai diri dengan ikut ambil bagian dalam menjaga kebersihan tubuhnya tiap hari.
  • Jangan menertawakan atau mempermalukannya jika anak bertanya tentang bagian tubuhnya.
  •  Anda dapat memanfaatkan kejadian sehari-hari atau tayangan TV untuk mengangkat topik tentang seks. Misalnya jika ada anggota keluarga yang sedang hamil, ajaklah anak untuk mengusap perut si ibu hamil dan beritahu bahwa ada adik bayi yang sedang tidur di dalamnya.
  •  Beritahu anak bahwa tidak ada yang boleh menyentuh bagian tubuh intimnya kecuali orang tua atau pengasuh.
  • Berikan penjelasan sesuai usia dan pertanyaan anak. Pada balita, cukup berikan jawaban singkat sesuai dengan yang dia tanyakan. Tidak perlu menjelaskan lebih dari yang dia tanyakan. Jika dia ingin tahu lebih, dia akan melanjutkan pertanyaannya.



Source:

http://www.alodokter.com/pendidikan-seksual-untuk-anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar